Kenapa sih harus pakai jilbab?

Jika ada diantara kamu yang bingung kenapa semua dikaitkan dengan Islam, seperti yang sering kita temukan di media sosial. misal :
ada wanita yang berprestasi, lalu ada aja yang komentar "seandainya dia Islam yaa.."
atau pun kalau ada wanita muslimah yang tidak belum mengenakan hijab, gak sedikit ditemukan cuitan "percuma muslimah, kalau gak pakai hijab!!"

Astaghfirullah. sebagai muslim kita harus memberi udzur kepada saudara kita yang dapat dengan mudahnya berkomentar pedas dan seakan tidak punya hati seperti itu. Tapi percaya deh, mereka aslinya pasti baik, cuman mereka kurang memperdalam ilmu agamanya saja. Pun jika sudah belajar, dikhawatirkan ilmunya tidak sampai dan membekas di hatinya. kita doakan semoga Allah selalu lembutkan hati dan lisan mereka, aamiin

naahhh...
Untuk kamu atau saudari kamu atau salah satu kawan diantara kita yang suka kena komentar serupa, lalu biasa memberi statement :
“gue gak perlu pakai hijab untuk menunjukan gue muslimah yang punya etika atau sudah punya jati diri, dan menurut gue, hijab itu produk budaya, iya kan?” 
atau dengan kalimat semisalnya. Sebagai muslim berpaspor Indonesia aku menghargai pendapat kamu, karena memang hak berpendapat dilindungi negara kita seperti yang tertuang di UUD 1945 pasal 28E ayat (3) UUD 1945.

Sebagai saudara seiman, izinkan aku berpendapat secara ilmiah dengan data-data yang bisa dicek keabsahannya sebagai bentuk kepedulian dan rasa sayangku kepadamu, saudara/i seiman. Salah satu langkah sederhana dalam mengecek keabsahan data yang aku sebut adalah dengan mudahnya kamu mengklik link-link yang termuat di dalam tulisan ini. 

Segala bentuk ibadah dalam Islam memiliki aturan yang jelas. Hal ini menjadi salah satu potret kesempurnaan IslamKesempurnaan itu bermakna pas yang terbaik. Maka apapun yang dilebelkan kata "sempurna" pastilah akan tidak menjadi sempurna bila terdapat penambahan ataupun pengurangan. Islam sudah sempurna dengan Al Quran dan Hadits Rasul. Maka konsekuensi untuk menjaga kesempurnaan adalah dengan tidak ditambah-tambahkan dan tidak dikurang-kurangi.
"Kaum muslimin sudah tidak perlu tambahan-tambahan lagi, karena Islam sudah sempurna, dan jangan dikurang-kurangi"
- Ibnu abbas menafsirkan Al-Maidah ayat 3

Kita tidak disuruh berinovasi dalam beribadah. Tidak disuruh kreatif untuk membuat ibadah baru. Dalam perkara beribadah kita hanya memiliki satu konsep sederhana : sami'na wa atho' na.
"dengar dan taat"
Sebuah konsep dan pedoman dalam beribadah. Saat mengetahui (mendengar/membaca) adanya perintah dan larangan dari Allah dan Rasulnya, dari Al Quran dan Hadits, apapun itu, sebagai hamba, kita hanya bisa taat. Jangan sampai kita menentang hukum, aturan, perintah atau laranganNya, karena pasti akan membawa kerugian buat diri sendiri baik di dunia dan di akhirat. Jika kita menentang, saat itu pula kita mendzolimi diri kita sendiri. naudzubillahimindzalik.

SOP dalam beribadah sangat mudah dan standar : Terima segala yang sudah diatur oleh Allah dan RasulNya, karena aturan mereka adalah aturan yang terbaik. Jadi saat kita sedang atau memilih  taat/tunduk/patuh akan segala perintah dan larangan mereka, maka saat itu kita sedang beribadah.

Hormat dan santun kepada orang tua itu ibadah, ada aturannya.
berbuat baik ke tetangga itu ibadah, ada aturannya,
Tolong menolong itu ibadah, ada aturannya
Infaq itu ibadah, ada aturannya
Shalat itu ibadah, ada aturannya
Bagaimana dengan hukum hijab/kerudung/jilbab? ada aturannya?
tentu ada aturannya di sini dan di sini

Data-data berkenaan tentang hukum hijab dan wanita tidak ada yang lebih valid dari Al Quran dan Hadits. Kenapa tidak dari sumber lain? kenapa bukan jurnal keilmuan? 
Ya mudahnya saja seperti ini :
kalau kita mau tau sejarah dan segala detil hukum, produk tentang Appl*, lebih valid bertanya ke Steve J*bs dan tim intinya, atau karyawan di Ib*x? 

Maka kalau mau tahu sejarah, hukum dan segala penciptaan tentang manusia beserta apa yang baik dan buruk untuk manusia hingga hakikat adanya alam semesta, ya tanya sama pencipta, pemilik, pengatur segala apa yang ada di bumi dan di langit, Allah

Al Quran itu murni firman Allah yang tidak ada keraguan di dalamnya sedikitpun. Al Quran ada sebagai petunjuk / manual book, dan peringatan untuk manusia. Al Quran bukanlah fiksi apalagi kumpulan syair. Sebagai muslim kita juga percaya bahwa 1/3 dari isi Al Quran adalah kisah-kisah nyata manusia-manusia terdahulu yang menjadi bukti konkret sejarah peradaban manusia. bukanlah dongeng seperti yang dianggap oleh orang-orang yang masih berpaling. 

Kembali kepada permasalahan hijab/jilbab.
Produk budaya kah? Kenapa harus pakai jilbab?


klaim hijab/jilbab sebagai produk budaya menurutku hanya untuk mereka yang keliru/gagal fokus. Wanita muslimah berhijab hanya karena bentuk taatnya, bentuk abdinya kepada Tuhannya, penciptanya, yang memiliki dan menggenggam nyawanya, yang menjamin rezekinya di dunia, yang menawarkan surga seluas langit dan bumi. Wanita beriman taat akan perintah Allah dan takut kepada ancaman siksaanNya.

Mengenai aturan berjilbab, mengenakan hijab/jilbab pertama kali diperintahkan Allah lewat firmannya  Surat An-Nur Ayat 31. coba kita perhatikan sejenak, yang diperintahkan itu adalah wanita beriman. Wanita yang mengakui Allah sebagai Tuhan yang Esa sebagai satu-satunya yang layak disembah dan satu-satunya pencipta, pemilik, dan pengatur seluruh ciptaanNya. Wanita yang mengaku beriman, diperintahkan Allah untuk mengenakan kerudung/jilbab hingga menutupi dadanya. Pada Surat Al-Ahzab Ayat 59 wanita muslimah kembali diperintahkan Allah untuk mengenakan jilbab/hijab, pakaian lebar yang tidak memperlihatkan lekuk tubuh.

Dari dua ayat dalam Al Quran ini saja sudah jelas perintah Allah mengenai penggunaan kerudung dan jilbab. Coba perhatikan hujung ke dua ayat tersebut. Allah perintahkan hal-hal tersebut untuk kebaikan kaum wanita, bukan untuk mempersulit wanita.

bagaimana respon kita/saudari kita saat mengetahui perintah Allah ini?
ya gampang lah, Sami'na wa atho'na 😇
Tinggal ikutin perintahNya bagaimanapun kondisi kita. Wanita berhijab itu tidak selalu menjamin bahwa wanita itu sudah shalihah, tapi mengindikasikan dia taat pada salah perintah Allah di dua ayat tersebut. Sama seperti pria muslim yang terbiasa memakai celana panjang dan baju rapih, mereka menutup aurat, tapi tidak jadi jaminan utama untuk mengindikasikan sebagai pria yang sholeh.

terasa beratkah untuk taat kepada perintah Allah?
masihkah kita mengaku muslim/ah dengan menolak perintahNya?
dimana letak komitmen "sami'na wa atho'na" kita?

lalu bagaimana solusinya jika sudah terlanjur terlalu lama terbiasa membuka aurat di depan publik?

gak perlu gundah dan berputus asa. Dari kedua ayat yang sama Allah mengingatkan/menyarankan kita untuk senantiasa bertaubat kepadaNya, karena Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang mengampuni setiap dosa. Buat apa Allah sarankan kita bertaubat? agar kita beruntung menurut hujung ayat Surat An-Nur Ayat 31. Masya Allah. #AllahMahaBaik
- - -

Jika kita memiliki masalah kehidupan dari yang tingkat remeh temeh hingga yang sangat pelik seakan membuat dada begitu sesak, yang kita butuhkan adalah saran/solusi.
"carilah saran/solusi dari pihak yang tidak butuh dengan kita, yang tidak memiliki keinginan untuk mengambil keuntungan dari kita" - Nuzul Dzikri
mengapa? karena agar kita tidak mendapatkan saran dari pihak yang "ada maunya" dengan kita. dan pihak yang PALING TIDAK BUTUH DENGAN KITA adalah Allah. Tidak ada paksaan dalam memeluk agama Islam. Allah menawarkan Islam untuk menyelamatkan manusia, karena Dia yang Maha Kasih, Maha Pencinta. 

Seperti yang kita sudah bahas pada #SerialMencariJodoh hakikat cinta itu adalah memberi memberi dan memberi. Allah mencintai hamba-hambaNya, bahkan untuk orang sekafir Firaun saja Allah masih ingin menyelamatkan Firaun dari ancaman hukuman neraka dengan mengirim dua Rasul sekaligus untuk MENYADARKAN Firaun pada jalan yang benar.

Maka jika ada teman kita yang belum mengerti apa itu iman atau aturan/hukum dalam beribadah bukan peran kita untuk memaki, menghina, apalagi menyakiti. Peran kita adalah membagi informasi kebenaran dengan cinta agar teman kita itu bisa merasakan juga nikmatnya kasih sayang Allah



semoga bermanfaat

Popular posts from this blog

SMJ #4 - Nukilan Sandungan

Meninjau - Coffee Shop : Antara Takdir dan Upaya Pencegahan Depresi

SMJ #2 - Cinta yang (tak) usai