SMJ #4 - Nukilan Sandungan

“tenang saja, jodoh itu gak akan kemana”

Kutipan ini sering disalah artikan bagi para pencari jodoh. Jodoh emang gak kemana. Tapi kalau kita gak kemana-mana ya gak akan ketemu jodohnya. Kenapa? Karena jodoh dalam Islam tergolong pada takdir ikhtiar.

Seperti yang kita ketahui takdir ada dua macam, qada dan qadar. Qada atau biasa disebut takdir ini adalah ketetapan Allah untuk manusia yang dalam tercapai ketetapan tersebut dibutuhkan campur tangan atau kendali atau ikhtiar yang dipilih oleh manusia itu sendiri. Segala bentuk takdir ikhtiar ini memang sudah tertulis di Lauh Mahfudz atas keluasan Ilmu yang Allah miliki. Jika ada dari kita yang masih bingung soal takdir bisa cek di sini.

Singkatnya, takdir ikhtiar itu sama aja kayak proses mau makan. Misalkan kamu dalam situasi kelaparan dan di depanmu sudah tersedia makanan yang bisa bikin kamu kenyang. Sampai kapanpun kamu menunggu, kamu tidak akan kenyang dengan hanya menatap makanan itu.

MUSTAHIL butiran-butiran nasi dan lauknya itu melayang sendiri masuk ke dalam mulut, tanpa ada upaya dan usaha menyuap.

MUSTAHIL makanan itu tiba-tiba masuk ke dalam perut kamu tanpa ada proses mengunyah dan menelan

MUSTAHIL kamu akan kenyang kalau hanya menatap, meratap, dan berdoa.

Makanan itu gak akan kemana-mana, akan tetap berada di situ sampai kamu memasukkannya ke dalam mulut. Intinya, kalau kamu lapar, ya harus makan. Sekuat apapun doamu, serajin apapun shalat wajib dan sunahmu, sebanyak apapun sedekah/infaqmu, kalau kamu gak mau buka mulut untuk menyuap, mengunyah, dan menelan, kamu tidak akan menuntaskan masalah kelaparan kamu. Yang ada kamu dibawa ke UGD untuk diinfus.

Tentu kamu punya opsi untuk menuntaskan rasa lapar itu.
1. Masak menu lain yang lebih sesuai selera kamu
2. Makan makanan yang ada di depanmu
3. Pergi ke resto terdekat untuk menyantap makanan kesukaanmu.

Tentu tidak ada opsi menunggu dan meratap “aku lapaaar!!!” karena intinya, kamu harus gerak. Kamu harus berusaha. Itulah ikhtiar. Apapun opsi yang kamu pilih, atas Keluasan Ilmu yang Allah miliki, semua sudah tertulis di Lauh Mahfudz. Mau kamu milih makanan depan meja, atau masak menu lain, atau beli makanan lain, semuanya sudah tertulis di lauh mahfudz lengkap dengan keterangan waktu tanpa mencurangi pelaku ikhtiar tersebut. Karena Allah sering mengatakan pada kumpulan firmanNya, bahwa Allah tidak pernah merencanakan keburukan pada HambaNya, karena faktanya adalah hambaNya itulah yang mendzolimi diri sendiri dengan pilihan-pilihan dalam hidupnya.

Ini yang namanya takdir ikhtiar, butuh usaha dan upaya dari diri sendiri untuk meraih atau mewujudkannya. Kenapa ada takdir ikhtiar? Karena Allah sudah mengkaruniakan modal umur, akal, dan kemampuan fisik untuk berikhtiar di bumi yang singkat ini. jadi kalau kita gak bisa pakai dengan bijak modal-modal ini, kita akan rugi karena telah mendzolimi diri sendiri. Dan kabar pentingnya adalah, semua modal ini akan diminta pertanggungjawabannya di Yaumul Hisab nanti. Entah kita pakai untuk yg memberi manfaat atau kita pakai untuk merugikan diri sendiri.

Begitu juga dalam mencari jodoh.

MUSTAHIL ada calon yang tiba-tiba datang dan mengetuk pintu rumahmu dan berkata “permisi, perkenalkan, saya jodohmu. Ayo kita menikah”

MUSTAHIL
Karena jodoh harus dicari dan ditemukan.
Jadi hentikan meratap,
“jodoh kue kok gak dateng-dateng sih?”
karena kamu keliru total.



Kalau kamu gak menjalankan proses mencari, kamu gak akan ketemu jodohmu.
Pun jika kamu perempuan yang kodratnya menerima lamaran. Jika kamu tidak membuka pintu untuk proses berkenalan, kamu tidak akan menemukan jodohmu. Jika keluargamu tidak ikut membantu calon yang cocok, kamu tidak akan bertemu jodohmu.

Jangan sampai kita kalah dari seekor burung. Karena MUSTAHIL ada burung yang bisa terbang untuk mencari rezekinya tanpa terjaga dan mengepakkan sayapnya.




Semoga bermanfaat

Popular posts from this blog

Meninjau - Coffee Shop : Antara Takdir dan Upaya Pencegahan Depresi

SMJ #2 - Cinta yang (tak) usai