SMJ #5 - Mau cari yang kayak gimana?

Setelah tau di tulisan sebelumnya, kalau mau ketemu jodoh itu harus ada ikhtiar, harus ada usaha buat nyari atau membuka diri, sekarang sudah mantap belum mau mencari yang seperti apa?? 

Ada di antara kita yang mencari pasangan dengan latar belakang pendidikan tertentu untuk menunjang cita-cita pribadinya. Ada yang mencari lulusan PG-PAUD atau bahkan lulusan Psikologi, agar tahu bagaimana cara yang baik untuk memantau dan mendidik tumbuh kembang karakter anak. Ada juga yang mencari ekonom atau pegiat bisnis, agar bisa mengembangkan potensi bisnis yang sudah ada. 

Ada juga yang mencari praktisi kesehatan, dari dokter hingga bidan. Alasannya sederhana, agar bisa lebih mengetahui informasi kesehatan dari sumber yang terpercaya. Ada juga yang mencari pasangan untuk menemani hasrat travelling dirinya. Mencari pasangan yang mampu mendampingi dalam suka duka menjelajahi sudut-sudut bumi, menikmati keindahan alam, kuliner, dan budaya.

Ada juga yang mencari pasangan semudah berdasarkan ketertarikan fisik semata, atau karena memiliki hobi atau minat yang sama, atau kesamaan  pemahaman akan ketidaksukaan pada suatu hal. Dan banyak alasan lainnya yang bisa kita temukan. Tapi tahukan kamu mencari pasangan untuk menikah tidak semudah itu? Lantas cari yang seperti apa?

Dari tulisan ini kita tahu kalau kita harus memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan. Kebutuhan mendasar setiap manusia adalah mencintai dirinya dan paham bagaimana cara membuat diri sendiri bahagia. Jika kita berhasil di tahap dasar tersebut, akan memudahkan kita untuk membuat pihak lain bahagia dengan cinta yang kita miliki.

Kebutuhan paling hakiki setiap dari kita adalah nyaman dan bahagia hidup di dunia dan di akhirat, salah satu caranya adalah dengan memilih pasangan yang tidak hanya mampu dan siap jalani hidup di dunia, tapi juga siap mendampingi/mengajak kita ke surga, kehidupan yang kekal. 

Karena #SMJ ini serial artikel untuk mencari “pasangan terakhir”, yang terbaik, jodoh yang paling mampu untuk diajak kerja sama untuk menjalani kehidupan berumah tangga, maka diperlukan ketelitian dan perhatian khusus. Kata kunci untuk mendapatkannya mudah : 
"tidak ada pasangan yang sempurna"
karena jika ia sempurna, ia tidak akan membutuhkan kita di kehidupannya. Jadi nilai kesempurnaan dari setiap pasangan sah/halal/pernikahan adalah PAS.

PAS?
PAS yang seperti apa?
PAS yang bagaimana?
Pernahkah kamu main puzzle bergambar? Saat ada satu potongan puzzle diletakkan pada yang bukan tempatnya, pasti tidak akan sesuai, tidak muat, tidak pas. Satu potongan puzzle yang tidak tepat itu jika terus dipaksakan menempati slot yang tersedia, maka tidak akan berhasil membentuk hasil gambar yang sempurna. jadi, jika tidak sesuai, tidak akan klik, tidak akan menyatu

Jika terus dipaksakan, hanya akan mengakibatkan terjadi gesekan di slot kosong papan puzzle yang sudah tersusun dengan 1 potongan puzzle yang tidak sesuai tadi. Gesekan ini tidak sampai merusak salah satu atau keduanya jika tidak ada penekanan. Saat ada penekanan, bukan hanya terbentuk bekas gesekan, tapi juga mampu merusak keduanya : 1 potongan puzzle tak sesuai, dengan 1 slot kosong dari rangkaian puzzle yang sudah tersusun. Bisa tertekuk dan bisa sobek. 
IT DOESN’T FIT
Itu puzzle bergambar, bagaimana dengan hati manusia? Hati. Tempatnya cinta. Bagian tubuh tak kasat mata ini sangat halus dan membutuhkan perhatian khusus bagi empunya. Cinta tak kenal kekerasan. Cinta tak kenal paksaan. Cinta tak kenal penekanan untuk menyakiti. Hati ini tidak boleh kotor, tidak boleh rusak, tidak boleh disakiti. Karena jika hati ini baik, maka baiklah seluruh jiwa raga empunya. Seperti quotes yang masyhur di bawah ini :

"Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati"
- Muhammad bin Abdullah

HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599)




hati kita jika dipaksakan dengan orang lain yang tidak sesuai dengan bentuk hati kita, karakter, visi misi hidup, cara pandang, pemahaman kita, akan berujung pada luka gores atau rasa sakit yang mendalam pada pihak lain, diri kita atau keduanya. kenapa? karena memaksakan sesuatu yang tidak pas. tidak pada tempatnya.

pas bukan berarti selalu sama.
pas bukan berarti setipe.
pas itu menyatu
pas berarti saling.

tidak ada manusia yang sempurna. tidak ada juga pasangan yang sempurna.
kelemahan/kekurangan kita, ditutupi dan dilengkapi dengan hadirnya dia
kelebihan kita, membungkus dan melengkapi kekurangannya

itu mengapa saat kita menemukan jodoh kita,
pada saat kita bertemu dengan seseorang yang dirasa memiliki kapasitas nilainya melebihi pasangan kita, kita tidak akan dengan mudah terhasut apalagi terpancing untuk menyeleweng.
kenapa?
karena paham, karena kekurangan kita sudah tertutupi oleh pasangan kita. dan seseorang yang dirasa lebih baik itu tidak cukup mampu untuk menggeser tempat pasangan kita.

pandangan ini tidak serta merta menjadi alasan buat kita bahwa "hanya ada satu orang yang pas untuk kita"
BIG NO

SALAH TOTAL
pada tulisan ini sudah dijelaskan kita bisa jatuh cinta dengan siapapun

jatuh cinta itu momentum sesaat. komunikasi, kompromi, saling kerja sama, toleransi dan komitmenlah yang mengikat dan mempertahankan cinta itu ada. kabar baiknya, tidak ada komitmen yang lebih kuat, lebih hebat, lebih dahsyat daripada komitmen bernama Taqwa.

Jadi kita bisa memilih pasangan halal dengan bijak, teliti, dan tidak tergesa-gesa.
karena jodoh kita bisa siapa saja dan mencarinya pun juga bisa dimana saja.
Saat terdapat kesamaan visi misi, kesamaan pemahaman, ditambah dengan memiliki ketertarikan fisik. kehebatan kerjasama kita dengan pasangan dalam berkomunikasi, berkompromi, bertoleransi, dan berkomitmen akan mempertahankan hubungan pernikahan hingga surga nanti, insyaAllah. aamiin

lalu indikator-indikator apa saja yang kira-kira cukup menilai bahwa dia adalah calon jodoh/orang yang pas?
berdasarkan pengalaman, mungkin bisa dinilai dari indikator berikut :
  1. kamu menemukan kesesuaian/kecocokan pandangan dan tujuan hidup (compatibility of life goals)  ini bisa beragam jenisnya. namun, jika kamu muslim/ah rasanya perlu memiliki kecocokan visi misi menikah seperti Nikah untuk ibadah, tidak takut dengan pasangan, tapi takut sama larangan Tuhan dan Rasul, hidup di dunia dengan rendah hati walau dengan kelimpahan harta, dsb,
  2. kamu tertarik dengan dia secara fisik
    hal ini tentu sudah pernah kita bahas sebelumnya di tulisan ini
  3. kamu menemukan Emotional Connection dengan dia
    kapan kamu bisa menyadarinya?
    - biasanya saat kamu sudah tidak takut/jaim lagi melakukan hal-hal random bin ajaib yang - biasa kamu lakukan di belakang sepengetahuan banyak orang.
    - bisa juga saat kamu tidak merasa bosan berkomunikasi dengannya.
    - bisa juga saat kamu merasa nyaman untuk membicarakan topik yang personal
    - dsb
  4. kamu menilai memiliki kesetaraan intelektual dengannya
    ini bisa dinilai saat topik pembicaraan yang kamu dan dia bahas, selalu berhasil dimengerti satu sama lain dengan baik tanpa perlu edukasi tambahan atau menjelaskan lebih banyak tentang istilah-istilah dalam topik tersebut.
    misal
    - kamu mau ngomongin power ranger dia tahu.
    - dia mau ngomogin dian sastro, kamu tahu.
    - dia mau bahas fiqh menikah, kamu paham
    - kamu mau bahas bursa saham, dia paham
  5. Dan poin ke 5 ini subjektif dan relatif banget sih. tapi seperti kita tahu, kita baru bisa menilai lebih jelas tentang karakter seseorang saat kita berurusan uang dengannya. gak usah ribet-ribet untuk menilainya, sepengalamanku yaa..
    - dia (paling tidak) ada basa-basinya untuk bayar makanan saat kalian makan bersama
    - dia mau balikin hutang dia
    - dia gak perhitungan (baca: pelit) sama kamu, begitu juga sebaliknya.

- - -

jodoh bisa bertemu kapan saja. dan dimana saja, tergantung dari kita,
sudah pantaskah kualitas diri dibandingkan dengan calon pasangan yang kita temui?
sudah siapkah ilmu dalam berumah tangga?
mari kita terus belajar,
perbaiki kualitas diri dengan belajar, belajar, belajar.

karena siapa tahu jodohmu ternyata ada di depanmu?
atau sampingmu?
atau dia yang sedang berjalan ke arahmu?
atau dia yang duduk di kursi itu?

cari tahu. buka mata dan hati.

dan pastikan saat momentum jatuh cinta itu tiba, kamu sudah siap dengan komitmen taqwa.


semoga bermanfaat.

Popular posts from this blog

SMJ #4 - Nukilan Sandungan

Meninjau - Coffee Shop : Antara Takdir dan Upaya Pencegahan Depresi

SMJ #2 - Cinta yang (tak) usai