Ngapain sih kita shalat?


Pagi hari ini kantor kawanmu mendapatkan kabar gembira. Iya kabar gembira! 
Ia dan teman-teman kantornya sibuk memperbincangkan info yang ditempel di lift-lift kantornya. Kamu sendiripun mengetahui informasi ini dari postingan temanmu itu di Insta Story-nya.
kabar gembira apa sih itu?
kenapa sih sampai bikin temanmu heboh? 


tertempel sebuah sayembara yang diperuntukkan khusus untuk pegawai di kantor tersebut.



melihat dari respon temanmu sih, kayaknya dia akan getol banget buat ikutan sayembara ini. Maka tidak heran jika terbukti di kemudian hari kamu akan kesulitan untuk menghubunginya di jam-jam istirahat, karena ia pasti lagi beribadah di masjid kantornya.

sedih sekali bukan?
"wait, sedih? kenapa sedih?" katamu
Demi rupiah yang gak seberapa, akan ada banyak orang yang berlomba-lomba mengejarnya. 

terlebih lagi, sayembara macam ini hanya mengedukasi manusia menjadi hamba dunia.
maksudnya? tanyamu
iya, beribadah dengan mengharapkan harta, duit, duniawi.

ada yang lebih sedih lagi sebenarnya.
ada kabar gembira untuk kita yang masih hidup di dunia ini. terkhusus bagi mereka yang mengaku beriman kepada Islam, ada kabar gembira yang lebih luar biasa dari tawaran CEO fiktif itu.

silahkan cek QS 2 (Al-Baqarah) ayat 25 berikut 
"Dan sampaikanlah BERITA GEMBIRA kepada mereka yang BERIMAN dan BERBUAT BAIK, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya...."
Allah, Tuhan semesta alam,
yang Maha Kaya,
yang Maha Kuasa,
yang Maha Adil,
yang menciptakan dan memiliki jiwa dan raga SELURUH CEO-CEO di bumi ini,
yang menciptakan dan memiliki jiwa dan raga kamu, aku,dan mereka.
yang Maha Mengetahui apa yang ada di hati dan pikiran kita...

MENAWARKAN SURGA 
yang jelas GAK BISA kita bayar pakai duit sebanyak apapun
GAK BISA KITA BELI dengan setinggi apapun jabatan/status sosial kita di dunia.
SURGA YANG SANGAT MAHAL
PRESTISIUS.
EKSLUSIF.

dan bagaimana respon kita akan berita gembira dan tawaran prestisius tersebut?
- shalat fardhu yang masih bolong-bolong, kah? kalau ingat dan kalau sempat?
- berpuasa hanya di bulan Ramadhan untuk menahan lapar, haus, dan hawa nafsu saja, kah?
- membaca Al-quran seingatnya saja? atau hanya saat bulan Ramadhan juga, kah?
- shalat jumatan malas-malasan dengan hati dan raga yang berat, kah? atau tertidur saat khutbah?
- shalat dhuha? kapan yaa terakhir dikerjakan
- shalat tahajjud? duh susah sekali bangun malam
- shalat subuh tepat waktu? ups. apakah benar harus di masjid? dingin...

kenapa 5 dari 7 contoh respon kita terdiri dari ibadah shalat?
mengapa aktivitas sembahyang dalam Islam ini sering dikaitkan jadi ibadah yang utama setelah dua kalimat syahadat?
kenapa sih kita harus shalat?

sampai-sampai mba-mba ini suka melantunkan lagu...


Jika dalam modul pekerjaan, pada halaman-halaman awal akan ditemukan latar belakang, atau pendahuluan, atau keterangan awal mengenai isi modul tersebut, maka begitu juga dengan modul hidup kita, panduan hidup kita, buku petunjuk kita untuk selamat dunia dan akhirat, Al-quran.

Silahkan kita buka lagi Al-quran di halaman pertamanya. ada dua halaman utama yang biasa dicetak lebih besar ukuran font-nya dibandingkan tulisan-tulisan di halaman berikutnya. mari kita cek!

ya!
Al-Fatihah yang minimal kita baca 17 kali dalam sehari di shalat fardhu kita, di halaman sebelah kanan
dan ada juga
Al-Baqarah ayat 1 - 5 di halaman sebelah kirinya.

ya, okay, tapi, tetep masih bingung sih sejujurnya kenapa mesti shalat? kenapa sih mesti sembahyang? katamu.

jawabannya ada di halaman awal itu juga. ada di ayat ke-3 Al-baqarah yang di halaman sebelah kiri tersebut.
"(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka."
keterangan/perintah shalat disebut langsung setelah beriman kepada yang ghaib (adanya Allah, malaikat, jin, alam kubur, dsb)

dari 2 ayat ini saja secara garis besar kita sudah menemukan pola atau aturannya bagaimana bisa masuk surga. beriman - shalat - dan bertaqwa.

ditemukanlah berita baik berikutnya
"Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan untuk memasukinya (surga)"
 - Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
namun, kita, yang mengaku ingin ke surga,
tidak tanggung-tanggung maunya masuk Surga Firdaus
terlebih lagi, mau dekat rumahnya di surga nanti dengan rumahnya nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
Tapi lupa berkaca kalau diri masih kurang amal pahala, masih  berlumur dosa dan terikat rantai maksiat

lalu siapa yang dimaksud dengan orang yang enggan atau tidak ingin itu?
orang-orang yang tidak mau mengikuti perintah Allah dan Rasul.
Allah, lewat firmanNya, lewat halaman awal di firmanNya memberi "bocoran" amalan ibadah yang bisa menghantarkan kita menjadi orang bertaqwa yang ditawarkan surga bagi mereka.

pintu surga sudah dibuka
syaratnya sudah diketahui
setiap dari kita dikasih kesempatan (umur) selama di dunia
setiap dari kita  difasilitasi dengan akal dan qolbu

Maka benar saja, masuk surga itu bagi yang mau. bagi yang ingin. bagi yang merasa butuh.
sama seperti karyawan di PT Fiktif tersebut. bagi karyawan-karyawan yang akan getol ibadah di masjid menunaikan perintah dan syarat mendapatkan hadiah itu karena dia INGIN, BUTUH, dan MAU untuk mendapatkan hadiah rupiah yang gak seberapa nilainya itu. apalagi dibandingkan dengan surgaNya Allah yang MUAAAHHHAAAALLL enggak kebeli pake duit berapapun.

pertanyaan mendasarnya adalah,
kita yakin enggak kalau surga itu ada?
yakin nih kita ingin masuk surga?
yakin kita merasa butuh masuk surga?
Alhamdulillah kalau kita percaya surga itu ada. karena kalau belum sih jangan sampai pusing seperti orang mencari alamat coffee shop ini
Tapi, yakin kita ingin dan merasa butuh masuk surga?
karena disuatu kesempatan Nuzul Dzikri pernah mengingatkan konsekuensi yang manusia hadapi saat ia dihadapkan dengan sebuah kebutuhan. Beliau mengatakan,
"sudah jadi kodratnya, manusia itu akan BERSUNGGUH-SUNGGUH, TOTALITAS  dalam mengupayakan hal-hal yang ia butuhkan, terlebih hal tersebut mendatangkan manfaat, keuntungan, dan/atau maslahat untuk dirinya"
jadi kalau kita merasa kita butuh akan surga, apa buktinya?
sudah sungguh-sungguh, kah?
sudah totalitas kah menjalankan perintahNya?semua tentang perintah-perintah dan larangan-larangan dari Tuhan semesta alam..
Sudah sami'na wa atho'na kah hidup kita?

apa buktinya?
karena ungkapan yang terkenal kan berbunyi,
man jadda, wa jadda
siapa yang bersungguh-sungguh pasti dapat
tapi cukupkah dengan bersungguh-sungguh akan sukses menghantarkan kita ke dalam surga?
sayangnya tidak :")

Namanya manusia yaa, kalau lagi bersungguh-sungguh tuh pasti semangatnya minta ampun :")
Tapi jangan terlalu bersemangat, ingat, apapun yang berlebihan itu gak baik. bahkan Allah aja enggak suka orang yang getol beribadah ritual siang dan malam dengan melupakan hak-hak pihak lain seperti : orang tuanya, pasangannya, anak-anaknya, tetangganya, negaranya, hewan dan tumbuhan di sekitarnya, dsb. bahaya! kita diperintahkan untuk beribadah dengan seimbang antara ibadah vertikal dan ibadah horizontal.

Saat manusia terlalu bersemangat, hingga injak pedal gas terlalu dalam. gaspol sejadi-jadinya, akan lepas kendali, akan celaka jika tidak dikombinasikan dengan injak pedal rem pada situasi dan kondisi yang diperintahkan.

Benar harus sungguh2,
Tapi kudu ikuti aturan
Kudu tertib
Kudu dengan jalur yang benar. (iya "yang benar", bukan dengan "yang baik". Karena tidak semua yang baik itu dibenarkan)

ibarat kata ya, saat kita menyetir mobil, jangan kita injak pedal gas kita hingga speedometer menunjukkan 150 km/jam pada tikungan tajam dengan jalan yang licin. Baik tidak kita ngebut2? Mungkin baik karena bisa cepat sampai tujuan.  Tapi apakah dibenarkan untuk ngebut di tikungan yang tajam? Ya tentu tidak, kenapa? Karena akan celaka.

Bagaimana cara agar tertib dalam beribadah?
mudah saja, ikuti aturan dan tau jalur yang dibenarkan yang diketahui sebagai indikasi lolos uji verifikasi

caranya bagaimana?
Ya cari tahu
Cari informasi resminya, dari sumber terpercaya, orang yang ahli di bidangnya
Ya belajar ilmunya secara komprehensif, biar lolos/sukses uji verifikasi

Shalat pun tidak boleh asal. apalagi menunaikan shalat sebagai penuntas kewajiban belaka. naudzubillahimindzalik kita jadi merugi. Agar terhindar merugi seperti itu, maka sepatutnya kita beribadah dengan benar. 
Sebagai contoh, karena mau bagaimanapun shalat subuh yang diperintahkan itu 2 rakaat saja.
kita tidak bisa dengan alasan bersungguh-sungguh ingin mendapatkan surgaNya, lantas mengerjakan shalat subuh 4 rakaat. ya ndak boleeehhh.....

kenapa tidak dibenarkan?

Rasul saja, manusia paling mulia yang pernah menginjakkan kaki di permukaan bumi ini, manusia yang paling Allah cintai, shalat subuhnya 2 rakaat saja. tidak dilebihkan, tidak dikurangi.

kalau kita enggak nurut dengan perintah/contoh Rasul, bukankah dengan ini berarti kita tidak ingin masuk surga?
naudzubillahimindzalik,

Semoga kita dijauhkan dari bentuk ibadah yang tidak ada tuntunannya dari Al-quran dan Sunnah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. aamiiin.
maka kuncinya adalah belajar. belajar dengan benar. sedikit-demi sedikit, dan yang terpenting di amalkan. diterapkan di setiap lini kehidupan kita, dimanapun, kapanpun. sami'na wa atho'na.

karena,
"Belajar agama itu gak perlu cum laude, yang terpenting diamalkan."

- Nuzul Dzikri
benar, belajar yang komprehensif dan menyeluruh itu sangat baik, namun bukan itu inti dari mempelajari agama. jika ilmu itu hanya dikuasai di akal saja, tidak menghujam di qolbu kita, tidak kita amalkan, malah kita debat atau pertanyakan, lantas apa yang membedakan kita dengan kaum khawarij? naudzubillahimindzalik. 


wallahu 'alam.
Ada banyak alasan untuk kenapa kita shalat. selain bentuk taat kita kepada perintah Allah, shalat juga menjaga diri kita dari perbuatan keji dan mungkar, dengan shalat kita bisa bersabar, memohon ampunan, lalu berdoa. dan yang tidak kalah penting, shalat bisa menjadikan kita bertaqwa.

Dengan postingan ini, perkenankan saya menyampaikan,
Selamat berpuasa dan beribadah semaksimal mungkin di bulan Ramadhan ini.
dimana yang seperti kita tahu amal ibadah kita dilipatgandakan dengan angka yang fenomenal lebih besar dari hari-hari di bulan lainnya.

Semoga segala amal ibadah kita pada bulan Ramadhan tahun ini diterima Allah, 
dan semoga kita dipertemukan lagi dengan bulan Ramadhan tahun depan,
insyaAllah,
aamiiin

Popular posts from this blog

SMJ #4 - Nukilan Sandungan

SMJ #2 - Cinta yang (tak) usai

10 September - Hari Pencegahan Bunuh Diri Dunia