SMJ #2 - Cinta yang (tak) usai

Masalah romansa apa yang akhir-akhir ini sedang kamu hadapi? Apakah berkaitan dengan kisah yang tak terselesaikan (unfinished)? Seperti kasus unfinished yang diangkat dalam film AADC 2, kisah Rangga dan Cinta yang ternyata masih terjebak dalam hubungan yang tak terselesaikan. Walaupun baik Rangga dan Cinta merasa berhasil untuk move-on, tapi yakin kah sudah benar selesai rasa yang pernah mereka miliki? Rasa yang begitu sangat berharga untuk dilupakan. Rasa yang begitu sangat menarik untuk dinikmati lagi, atau sekadar ingin mengetahui apakah ia memiliki rasa yang sama dengan yang kamu rasakan? 

atau adakah seseorang yang pernah mengetuk pintu hatimu? Walau pada mulanya kamu tak kenal, Interaksi demi interaksi menghangatkan suasana. Diskusi ringan, canda tawa merekatkanmu dengannya. Dia bersama denganmu, siang-malam, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun, seakan satuan jarak dan waktu tak lagi berarti. 

“ah! Aku nyaman habiskan waktu bersamanya. dia kuat mendengar kisah keseharianku yang tak pantas menjadi breaking news di tv nasional. Oh. Bukan hanya aku. Kami saling berbagi kisah. masa sulit dan mudah kami hadapi bersama. Aku rasa, aku percaya padanya.” batinmu.

Lalu dengan sekejap, tanpa pertanda, nihil prasangka, dia Tega. Dia memorak-porandakan ketentraman hatimu tanpa sempat menyediakan waktu untukmu bernapas atau sekadar mempersiapkan jejeran prajurit di benteng pertahanan. Ia mengkoyak-koyak hatimu lalu pergi meninggalkan bekas-bekas luka di dekat sini, memar di dinding hatimu, atau baret-baret di permukaan hati yang paling dalam dan tipis ini.

Tenang, akhirnya kawanmu berdatangan menawarkan bala bantuan. Hiburan untuk hatimu yang compang-camping itu. Senyum yang kamu tampakkan dihadapan mereka dari bibirmu itu terasa sangat pahit dan penuh kedustaan. Oh iya, guyon yang mereka bangun untuk menghiburmu cukup berhasil. Kamu tertawa menggemakan isak tangis, kepiluan, dan rasa tertindas. Tatapan matamu tajam menatap kekosongan. 

Kamu terluka. Sakit sejadi-jadinya. Menjadikan kisah ini mengikatmu dengan jejak masa lalu yang terlalu menakutkan. Lalu apa? aku tebak, kamu berubah menjadi orang yang menutup diri? Tak mudah percaya dengan orang lain? Atau lebih parahnya kamu masih menyalahkan waktu yang sudah lewat itu?

kenapa bisa seperti ini? mudahnya orang di sekelilingmu akan berkata, 
“inilah hidup. Ada susah. Ada senang. Kamu hanya perlu melanjutkan hidup”.
Maaf untuk sekarang, kamu lebih dari itu. Kamu butuh obat. Entah kamu mengalami kasus yang sama dengan Cinta & Rangga atau kasus kedua yang menyilet hati. Kamu butuh obat. 
Sekuat apapun kamu berusaha untuk melanjutkan hidup, merasa kamu sudah move-on, namun ternyata belum. Itu akan menjadi batu hambatan di kehidupan kamu. Sebesar apapun usaha kamu mencoba untuk melupakan hal yang sudah terjadi, TIDAK MUNGKIN BISA me-reset ulang kejadian masa lalu itu. Sudah terjadi. Sudah lewat. Terima saja. Menyesali pun tidak akan bisa merubah masa lalu. Dengan meratapi penyesalan tidak akan membalikan keadaan atas apa yang sudah terjadi. 

Lantas, solusinya?

Ikhlas.

Kalau kita merasa belum bisa ikhlas, cobalah untuk ikhlas.
Masih sulit? Coba lebih keras! Coba lagi! Coba terus!

Merasa letih, akhirnya kamu bertanya, apa itu ikhlas?

Ikhlas itu lillah a.k.a melakukan sesuatu atas nama Allah. Memahami kamu memiliki sebaik-baiknya pelindung, penyelamat, dan perencana hidupmu yang selalu siap sedia melindungimu 24 jam non-stop tanpa sedetikpun meluputkan kamu dari pengawasanNya. 

Kalau kamu tidak meng-ikhlas-kan, tinggal tunggu waktu saja saat penyesalan berikutnya menghampiri. Apa itu? Menyadari kamu merugikan hidupmu sendiri. 

Sudah lupakah kamu bahwa waktu terus berjalan walau kamu sedang meratapi masa lalu yang tidak bisa di-undo? Waktu adalah hal yang paling mahal di dunia ini. Waktu akan tega meninggalkanmu dalam keterpurukan, dia seperti kereta express yang tidak akan berhenti di stasiun-stasiun kecil yang tidak penting. 

Kalau kamu sendiri tidak sadar akan hal ini, kamu rugi. Sadar sendiri bahwa yang kamu lakukan dengan menyesali atau meratapi yang sudah terjadi terlalu lama merugikan dirimu. Membuang-buang waktu.
Membuka peluang untuk mendapatkan masa-masa yang lebih sulit dan berat di kemudian hari.
Membuang kesempatan untuk berbahagia, menikmati hidup.

Kalau kamu muslim/ah aku cuman bisa mengingatkan tentang takdir yang bisa kamu baca di sini. Semua sudah terjadi ya sudahlah terjadi. Tugas kita hadapi dan jalani hidup ini ke depan, bukan ke belakang.

Tentu kamu tahu dong alasan luas cermin mobil untuk jadi spion, tidak sebesar kaca mobil di depan atau di sisi mobil? Karena melihat kebelakang itu bukan tujuan utama, tapi untuk memberi rasa aman dengan kewaspadaan kita melihat ke belakang mengantisipasi hal yang tidak diinginkan

Jika kamu lebih condong seperti kasus unfinished yang dirasakan Rangga & Cinta, mudah saja. Mulailah dari fokus menyusun skala prioritas hidupmu. Pelajari sekaligus pahami siapa diri kamu sebenarnya dan apa yang sebenarnya kamu butuhkan di hidup ini. namun yang menjadi fokus perhatian di sini adalah : 
kebutuhan berbeda dengan keinginan
Masih bingung bagaimana caranya mengetahui apa yang kamu butuhkan?

Dia yang bersungguh-sungguh, akan melakukan segala cara. Terus mencoba berbagai metode. Dia yang tidak serius, selalu berdalih dengan banyak alasan: “ah malas..”, “nanti saja..”, “sepertinya kami masih nyaman begini..”
kamu nyaman dengan rasa malasmu ditambal dengan egomu atau kamu hanya tidak serius?
Akhirnya kamu bertanya dalam hati “sungguh2 gak sih aku ngejar dia?”

Fakta membuktikan, orang akan bersungguh-sungguh kepada hal yang sangat ia butuhkan, yang banyak manfaat atau keuntungan. Maka Ia pasti rela berkorban mati-matian untuk mendapatkannya. Namun tidak lupa dengan kemampuan meng-ikhlas-kan jika tidak sesuai dengan Qadar Allah. Karena Allah-lah sebaik-baiknya perencana. Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang memiliki harapan, terus berdoa, berusaha, dan menyerahkan hasil dari usaha maksimalnya ke Tuhan.

Popular posts from this blog

SMJ #4 - Nukilan Sandungan

10 September - Hari Pencegahan Bunuh Diri Dunia