Review - Musical Theater - Tin Republic:Bold-Loud-Proud by Teater Psikologi UI (TekoUI)
“Berita, kami butuh berita!
Berita lebih dari sekedar cerita
Berita, kami butuh berita!
Siapa, siapa punya berita”
Begitulah penggalan nyanyian Tin
Republic di awal adegan pertunjukan. Media kuning dari suatu
desa ini sedang mengarungi masa krisis kekurangan cerita yang baru, beda, dan kuat
untuk ditampilkan menjadi berita di halaman pertama. Kepala Redaktur (Muhammad
Ihsan) yang biasa dipanggil dengan Pak Kepala ini selalu mengingatkan kepada para
Juru Cerita dan Juru ketiknya untuk selalu menyuarakan kebenaran dengan bukti
kuat dan tanpa membubuhkan nama. Cukuplah Tin Republic sebagai identitas
penyebar berita kebenaran.
Di waktu yang bersamaan, Jony Latuputty (Ais Nur Ardhy)
dan Gaby Martiny (Nabila Putri Utami) adalah Juru ketik dan Juru Cerita nomor
wahid andalan Pak Kepala telah sukses mendapatkan bukti penting setelah melakukan
investigasi siang dan malam mengamati rumah Kepala Desa. Investigasi ini untuk membuktikan rahasia umum tentang kemungkinan isu perselingkuhan Kepala Desa. Kinerja
baik Jony dan Gaby ternyata tak cukup membuat Pak Kepala puas. Tin Republic
membutuhkan cerita lain yang lebih heboh dari perselingkuhan Kepala Desa agar media kuning ini dapat selalu dipercaya dan dibeli oleh masyarakat.
Pak Kepala mengutus Jony dan Gaby
untuk pergi ke Diamond City untuk meliput berita kriminal besar dengan
kemampuan investigasi mereka yang tak usah diragukan lagi. Kepergian Jony dan
Gaby dilepas oleh Tin Republic dengan suka cita sebagai modal semangat dan
tambahan motivasi untuk mencari berita yang lebih heboh dan joss ketimbang di
desa. Jony sangat bersemangat dalam mengemban tugas ini, namun ada hal yang
masih disembunyikan Gaby kepada Jony mengenai kemurungan dirinya melaksanakan
tugas ini.
Setibanya Jony dan Gaby di
Diamond City, mereka bertemu dengan Raga (Redha
Taufik Ardias) dan Nada (Dea Puspitasari) kakak beradik yang juga kawan
lama Gaby. Raga dan Nada mengajak Jony dan Gaby berkeliling kota untuk
berkenalan dengan Diamond City. Jony terperangah dengan keadaan kota itu. Suasana
kota yang aman, nyaman, dan bahagia yang selalu ia jumpai di setiap sudut kota.
Ia mengumpat karena kesulitan untuk membuat berita kriminal dari kondisi yang
seperti ini.
Jony bertanya pada Raga mengapa semua warga di kota ini bahagia dan apatis terhadap berita keburukan. Rada
dan Nada memberitahu kehadiran Walikota O Walikota (Kevin Febriano Bukit) yang
setiap pagi menyebarkan kabar-kabar baik melalui flyers dengan bantuan
pengawal-pengawalnya. Kabar yang memberitakan dipanggilnya warga Diamond City
untuk pindah ke Ibu Kota sabagai hadiah dari Walikota O Walikota. Serta uang
yang dibagikan cuma-cuma kepada warga semakin membuat Walikota O Walikota sangat dihormati dan diagung-agungkan.
Melihat fenomena ini, Jony pusing tujuh keliling, bagaimana bisa di sebuah kota
tidak memiliki berita miring. Jony menilai ada suatu kejanggalan di Diamon City.
Melihat Jony yang uring-uringan
menggerutu tiada henti, Gaby letih dan membongkar rahasia yang selama ini dia simpan bersama Pak Kepala. Gaby
mengaku bahwa Ia menyadari kepergian Ayah dan Ibunya beberapa puluh tahun yang lalu ke Ibu Kota
atas perintah Walikota, bukanlah sebuah hadiah, melainkan penculikaan dan
tindakan kriminal. Namun, belum ada bukti yang cukup untuk menguatkan cerita
ini menjadi berita. Inilah sebab Pak Kepala Mengutus Gaby dan Jony ke Diamond City.
Mengetahui cerita ini, Jony mendampingi Gaby untuk terus fokus dan serius mencari fakta dan membongkar kemuslihatan
Walikota O Walikota. Rentetan peristiwa dalam melaksanakan investigasi dan jatuh bangun usaha mereka dalam melantangkan kebenaran mereka lalui bersama. Mulai dari ditolak oleh warga, mendapat dukungan mereka hadapi upaya menjadikan cerita
ini berita yang kuat yang dapat dipercaya masyarakat.
Ada yang menarik dari Pertunjukan
Tin Republic dari Teater Psikologi UI (TekoUI) yang baru-baru ini dihelat di Graha
Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Melihat fenomena mudahnya
masyarakat kita yang mudah termakan berita palsu (hoax), yang kemudian menjadi
opini kelompok, lalu berhasil menjadi opini publik yang cukup kuat karena diserap
dengan perasaan, bukan logika.
Berita hoax yang kerap membanjiri
layar smartphone kita memang biasa dipublikasikan oleh
oknum tak bertanggung jawab. Dengan judul yang menarik, memancing tawa, hingga
tak sedikit yang mampu menumbuhkan benih kebencian, berita hoax kadang mampu membutakan
mata dari fakta yang ada.
Satu medium berita memang tidak
bisa menjadikan pegangan kuat akan isu yang ditonjolkan. Kebenaran bisa
dimanipulasi dengan opini. Dimana kebenaran yang hakiki? Jika kebenaran bisa
dibayar pakai uang.
Pertunjukan Tin Republic sangat
menarik untuk dinikmati di setiap adegannya. Dialog yang sederhana, koreografi
tari yang memanjakan mata, serta lantunan musik yang membangkitkan suasana
sukses memberikan kenikmatan bagi siapa saja yang menontonnya. Intrik-intrik
komedi yang disisipi juga tidak berlebihan. Adegan percikan romansa hubungan Gaby
dan Jony juga disajikan apik dan manis. Tak ayal kerap terdengar suara penonton yang terhanyut dalam suasana.
Pementasan besar kedua karya
TekoUI ini pun berhasil menyampaikan pesan agar kita dapat dengan cerdas
menemukan fakta di balik opini dan mengajak kita untuk berani melantangkan
suara kebenaran. Usaha kepedulian yang cerdas agar masyarakat tidak
berlama-lama mudah percaya dengan zona nyaman yang semu, berita palsu.
All photos credit to: ninonirmolo.
good shots!